Sabtu, 02 Agustus 2014

Selasa, 04 Mei 2010

= Edie Ngupoyo Upo.

= FORUM KAJIAN JUM'ATAN : "MENGUNGKAP PENIPUAN SEJARAH BETAWI"

Ahmad Mathar Kamal:

FORUM KAJIAN JUM'ATAN : "MENGUNGKAP PENIPUAN SEJARAH BETAWI"


Forum Kajian Seni Budaya Betawi mengundang abang/mpok,nyak/babe, diskusiin masalah seni budaya Betawi nyang makin riep keberadaanye.Saye ame sohib nyang peduli ngejagain seni budaya Betawi, juga nasib kaoem Betawi,mau ngajak abang/mpok & nyak/babe supaye dateng diskusiin pelurusan sejarah orang Betawi, Insya Allah pade :

ari ame tanggal : Jumahat, 07 Mei 2010,
jem : 14.00 ba'da sholat jumahat.
tempat : LKB, Gedung NYi Ageng Serang Lt. 6, Kuningan - Jaksel
deket Pasar Festival/Gelanggang Mahasiswa.
ihwal : " MENGUNGKAP PENIPUAN SEJARAH BETAWI"
bersame : Bang H.Yoyo.M, Bang H.Yahya.A.Saputra dll.

Jangan lupe,dateng ye kalo emang kite peduli ame Kebetawian kite dan perjuangan kaum Betawi,



Salam kangen dari saye,
Mathar Muhammad Mathar.

= "BEMMAGZ 4th GENERATION"





CLOSE 2 U Management, Majalah BEMMAGZ & KINCI Records presents:

"BEMMAGZ 4th GENERATION"

Jumaat 7-mei-2010
16.00-23.00 wib

Menampilkan:

WORO & THE KONCO-KONCO
CANDI
MAILA (JOGJA)
RAINA
CORDOVA
HACHI
ZONA
FOYU
DE’SOVA
SRENGENGE
MARS
D’MELON
SUSTAIND
SAUSAN
KETH
GLAD & ROLL
J-LITA
SEVENTH NOTE
THE SPACE DANCER
DEATH LINE
FOR 63U
COFFEE AT DOWN
SECOND A DAY
DLL..

Daftarkan pula BAND Tmn2 lo untuk..
ALBUM
KOMPILASI INDIENATION ke 5 diMajalah BEMMAGZ..!

Profile+mp3 ke:kincirecords@yahoo.com

telp: 021-99087674.

Dapatkan majalah BEMMAGZ edisi ke 4 TERBIT diGRAMEDIA
&
kesempatan mengikuti INDIENATION TOUR
(JAWA-BALI-SUMATRA-KALIMANTAN) &

INDIENATION WORLD TOUR
(TOKYO, LONDON & SYDNEY).
INDIE isnt JUST STYLE but STRUGGLE!!
thx

= KOPI DARAT

= Malam Penggalangan Dana

= KONSER RAKYAT LEO KRISTI [TAMAN BUDAYA YOGYAKARTA, 22 Mei 2010]



KONSER RAKYAT LEO KRISTI [TAMAN BUDAYA YOGYAKARTA, 22 Mei 2010]

Date:
Saturday, May 22, 2010
Time:
7:30pm - 10:30pm
Location:
Concer Hall Taman Budaya Yogyakarta

Untuk memperingatai Hari Kebangkitan Nasional, digelar Konser Rakyat Leo Kristi bertempat digelar di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta,. Terbuka Untuk Umum dan Gratis. Acara ini terselenggara atas kerjasama SAAT, Komplek, dan Taman Budaya Yogyakarta.

---------------------------------------

Leo Imam Sukarno atau lebih dikenal dengan nama Leo Kristi (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 8 September 1949; umur 60 tahun) adalah musisi pengelana yang amat menikmati karier musiknya di jalanan. Rekan-rekannya seperti Alm. Gombloh atau Franky Sahilatua memilih untuk “mendarat” di satu tempat, meski secara karya, rekan - rekannya itu tetap bersuara lantang tentang alam, cinta atau sosial. Ikut mendirikan satu grup musik beraliran rock progresif bernama Lemon Trees bersama Gombloh dan Franky, Leo Kristi merasa menemukan “pengembaraan” musikalnya lewat perjalanan panjang menjelajah Nusantara. Setelah memisahkan diri dari Lemon Tree's, Leo Kristi lebih suka tampil dalam konser terbuka. Balada adalah ciri khas dari hampir seluruh musik yang diciptakannya.

-----------------

Leo memasuki dunia Sekolah Dasar pada tahun 1961 di SD Kristen Surabaya. Setelah itu ia memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 1964. Pada masa ini Leo juga masuk ke Kursus Musik Dasar oleh Tino Kerdijk. Sekolah dilanjutkan di SMA Negeri 1 Surabaya pada tahun 1967. Ia sempat berkuliah di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya pada tahun 1971. Ia tidak menyelesaikan kuliahnya, namun di sinilah ia bertemu Gombloh dan mengawali karir sebagai pemusik keliling (trubadur).

-----------------------------------------

Musik adalah dunia yang dikenalnya sejak kecil. Leo kecil menyimak setiap irama yang dimainkan tiap subuh oleh ayahnya, Raden Ngabei Iman Soebiantoro, seorang pensiunan pegawai negeri yang juga merupakan seorang musisi. Sejak kecil, Leo Kristi aktif dalam kegiatan menyanyi di gereja, bagian dari kegiatan sekolah dasarnya, meskipun ia sendiri muslim. Leo waktu itu sekolah di SD Kristen, Surabaya pada tahun 1961. Ia berkata bahwa musik baginya sahabat, menyambut nyanyian sebagai kecintaan.

Di SMP pula ia mendapat sebuah gitar dari ayahnya. Lalu, ia masuk kursus Tino Kerdijk, Direktur Sekolah Musik Rakyat di Surabaya. Untuk menyanyi ia belajar pada Nuri Hidayat dan John Topan. Ia juga pernah kursus gitar pada Poei Sing Gwan dan Oei Siok Gwan. Dua orang gitaris yang diakuinya cukup memberi pengaruh musik. Di SMAN 1 Surabaya, ia tidak lepas dari kewajiban berbaris dan ikut menyanyikan lagu-lagu perjuangan di bawah Tugu Pahlawan. Ia juga bergabung dalam band sekolah beraliran rock n' roll bernama "Batara" yang beranggotakan teman-temannya dari SMA: Ratno, Karim, Soen Ing, Andre Muntu, dan Harry Darsono (kini menjadi desainer nasional). Mereka kerap kali mereka menyanyikan lagu-lagu milik The Beatles dan namanya cukup terkenal untuk sebuah band lokal Surabaya.

Di kalangan wartawan, Leo adalah sosok yang sulit dicari, namun bisa tiba-tiba muncul dan menggelar konser. Sebelum dikenal sebagai musisi, pria yang logat jawa timurannya masih sangat kental ini pernah menjadi penjual buku Groliers American Books dan karyawan pabrik cat Texmura. Leo juga pernah menjadi penyanyi di restoran "China Oriental" dan "Chez Rose" (1974-1975) dan menyanyi di LIA dan Goethe Institut Surabaya.

Musik Leo, yang lahir atas nama grup "Konser Rakyat" Leo Kristi — semula bersama Naniel, Mung, dan penyanyi Tatiek dan Yayuk, lantas mengubah barisan dengan anggota Ote, Komang, Cok Bagus, dan penyanyi kakak beradik Yana dan Nana van Derkley, selain Mung yang masih tetap menyenandungkan balada, semangat cinta bangsa, dan kisah-kisah rakyat. Grup ini lebih banyak menyanyikan lagu-lagu dalam genre folk, country, dan didukung dengan lirik-lirik yang puitis. Hampir tak pernah absen dalam beberapa kali pementasan memperingati Hari Kemerdekaan 17 Agustus di Taman Ismail Marzuki Jakarta, grup Leo juga menelurkan beberapa album. Di antaranya Nyanyian Fajar [1975], Nyanyian Malam [1976], Nyanyian Tanah Merdeka [1977], Nyanyian Cinta [1978], Lintasan Hijau Hitam dan Potret Kecil Citra Negeriku [1984], Biru Emas Bintang Tani [1985], dan Catur Paramita [1993]. Bagi grup beliau, rekaman konon lebih merupakan paket dokumentasi perkembangan musik mereka.

Kegembiraan yang dihadirkan oleh Leo Kristi dengan gitar bolong dipangkuannya memang melenakan, sekaligus mengharukan. Musikus balada lainnya seperti Franky Sahilatua, Iwan Fals, dan Doel Sumbang telah dengan sadar berdamai dengan pasar sehingga secara finansial lebih dari berkecukupan. Leo Kristi tetap setia dengan jalurnya, menggelandang dan bersentuhan langsung dengan kehidupan rakyat jelata dalam proses kreatif penciptaannya. Maka, dengan lagu balada yang sarat dengan lirik patriotisme dan cinta, ia tetap menggelorakan semangat juang.